Sakramen Perjamuan Kudus sedunia dirayakan segenap jemaat GKJ Manahan Surakarta dalam ibadah Minggu (7/10) pada semua jam ibadah. Ibadah jam 18.00 WIB dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th, MA dengan kotbah yang didasarkan dari Injil Markus 10: 13-16. Dalam kotbahnya dinyatakan bahwa sakramen Perjamuan Kudus Sedunia yang ditetapkan setiap Minggu pertama bulan oktober memiliki tujuan yaitu : pertama, sebagai ekspresi iman, siapapun orang percaya dan dimanapun dia berada, diikat menjadi satu dalam tubuh Kristus. Siapapun orang yang percaya kepada Tuhan, apapun denominasi ibadahnya, semua adalah saudara di dalam Kristus. Perjamuan Kudus Sedunia dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa semua orang kristen adalah saudara meskipun ada perbedaan diantara kita. Kedua, bukankah format perjamuan kudus memberikan harapan bahwa kita yang setia sampai akhirnya, akan merayakan perjamuan kudus bersama-sama dalam kerajaan Allah.
Dalam perikop yang menjadi bacaan, kita melihat bahwa konsep mengenai Kerajaan Allah yang disampaikan Tuhan Yesus sangat berbeda dari pemikiran orang-orang dewasa waktu itu. Markus 10: 15 menyatakan perkataan Tuhan Yesus: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”
Bagaimana kita akan menyambut Kerajaan Allah sebagai anak kecil? Melalui sikap anak kecil, kita bisa belajar bahwa :
1) Seorang anak bisa mengekspresikan perasaannya dengan tulus, ekspresi apa adanya. Demikian iman kita seharusnya tulus di hadapan Allah.
2) Bayi ketika lahir tidak membawa apa-apa, dengan segala keberadaannya, tidak memiliki apa-apa yang pantas untuk disombongkan.
3) Bayi ketika lahir tidak bisa melakukan banyak hal dalam hidupnya, ia sangat tergantung kepada orang tuanya. Demikian iman kita seharusnya bergantung sepenuhnya kepada Allah.
Beriman seperti seorang anak kecil berarti tulus di hadapan Allah, rendah hati dan percaya sepenuhnya kepada Allah.
Add comment