Ibadah Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga di GKJ Manahan kamis (17/5) lalu diselenggarakan dua kali, dilayani oleh Pdt. Yusak Tridarmanto, Th.M dari Fakultas Theologia Universitas Kristen Duta Wacana. Dalam ibadah pagi, jam 06.30 WIB, Keroncong Senandung Kasih blok VII mempersembahkan pujian “Semesta Bernyanyi” & “Tuhan Pelindungku”.
Pelayanan Firman Tuhan di dasarkan dari bacaan leksionari Kisah Para Rasul 1: 1-11, Mazmur 47, Efesus 1: 15-23 dan bacaan Injil dari Lukas 24: 44-53. Disampaikan oleh Pendeta Yusak, bahwa ketika kita menjalani kehidupan keseharian kita, mungkin kita sudah merasakan terbiasa bagaimana kita membedakan segala perkara dunia ini hanya dalam dua kategori. Ada kategori baik dan jahat, ada pula kategori hitam dan putih dan berbagai pembedaan yang hanya dua kategori yang bertentangan. Jika hanya ada dua kategori pembeda, ada potensi bahaya yang mengancam kita.
Pertama, dalam menjalani kehidupan kita mungkin kita membagi dalam dua penilaian tersebut. Dalam lingkup rohani kita bagaikan seorang rohaniawan yang saleh, berdoa, memuji Tuhan, mengenakan pakaian rohani. Tetapi ketika keluar dari ranah gereja, kita menampilkan wajah lain, wajah jasmani yang tidak peduli dengan perkara-perkara imani yang kita miliki. Bukankah itu berbahaya? Bermuka dua?
Bahaya kedua adalah kita merasa di dunia ini serba kurang sedangkan dunia surgawi serba sempurna. Sehingga ketika kita menghadapi tekanan hidup, kita mencoba membelakangi dunia itu, tidak peduli dengan apa yang ada di dalam dunia, dan hanya memandang perkara-perkara surgawi.
Lantas kita bagaimana kita harus bersikap? Belajar dari peristiwa Tuhan yang turun ke dunia dan akhirnya naik kembali ke Surga, yang kita baca melalui Kisah Para Rasul dan Injil Lukas. Ada misi yang dibawa oleh Tuhan Yesus, yaitu menciptakan tata dunia baru yang dijiwai damai sejahtera, yang kuncinya ada dalam penebusan melalui kematianNya. Tuhan Yesus bekerja melayani di dunia tidak hanya untuk sementara tetapi untuk selamanya. Namun Tuhan tidak melaksanakannya sendiri. Ia meletakkan pondasi pelayanan. Selesainya melaksanakan misinya, Ia kembali ke Surga ke dalam kemuliaanNya. Selama di dunia, Ia betul-betul peduli dengan dunia, Ia memiliki satu niat agar dunia ini menjadi baik, penuh cinta kasih. Ketika Ia naik ke Surga, Ia berpesan supaya para murid melanjutkan pekerjaanNya.
Selain itu, Tuhan juga memberikan berkat, tanda bahwa Tuhan berkenan pada setiap orang yang percaya kepadaNya, dan terutama pada waktu itu pada para murid yang menghantarkan & menyaksikanNya naik ke Surga.
Acts 1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga tidak berarti Tuhan akan berpisah selama-lamanya, tetapi peristiwa ini menjadi meterai bahwa dunia dan surga bukan lagi dua keadaan yang terpisah secara mutlak, melainkan satu. Ketika kita hidup dalam dunia ini, mengalami sukacita kehidupan surgawi dalam iman pada Yesus Kristus. Cara hidup kita hendaknya juga menyatakan kesatuan aspek surgawi dan duniawi kita, ini-lah yang disebut integritas. Kemampuan kita menyatakan integritas kehidupan kita, tentang hal ini kita diingatkan bahwa kita masih hidup dalam dunia ini. Tanggung jawab kita di dunia ini jangan sekali-sekali kita abaikan. Jangan belakangi dunia dalam arti kita tidak membutuhkan dunia. Kita diingatkan bahwa kita semua adalah saksiNya. Ketika kita menjadi saksi dimanapun kita berada, hendaklah kita menjadi saksi dengan integritas yang tinggi, ada kesatuan antara kehendak dan perbuatan.
Bagaimana kita akan bersaksi? Ketika kita sanggup menampakkan wajah kehidupan kita dengan integritas yang tinggi, inilah kesaksian kita bagi dunia ini. Dengan cara lain, memberitakan injil, pemberitaan tentang pertobatan dalam Yesus Kristus juga harus kita lakukan. Kesaksian kita di dunia ini hendaknya kita lakukan dengan etika perdamaian, jangan sampai karena bersaksi kita menciptakan pertempuran. Kita bersaksi dengan roh perdamaian. Tuhan akan membuka mata hati setiap orang untuk pada akhirnya mengakui Yesus Kristus adalah juruselamat. [SePur]
Add comment