Nuansa merah dan putih memeriahkan suasana ibadah peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66 di GKJ Manahan, hari rabu (17/8) yang lalu. Tak hanya dalam dekorasi gereja, tetapi jemaat juga serempak mengenakan pakaian bernuansa warna merah dan putih. Ibadah peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia diawali dengan prosesi perarakan bendera Merah-Putih beserta para petugas dirigen, pembaca teks proklamasi, pembaca teks pembukaan UUD 1945 beserta Pendeta dan para majelis.
Ibadah dilayani oleh Pdt. Fritz Yohanes Dae Pany, S.Si yang mendasarkan kotbahnya dari Surat Galatia 4: 1-11. Kotbah disampaikannya dengan tema tidak menyia-nyiakan kemerdekaan Indonesia. Bukankah kemerdekaan bangsa kita tidak lepas dari perjuangan para pendahulu kita, juga tidak terlepas dari berjuta-juta orang Indonesia yang bersedia berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.
Kemerdekaan kita sebagai orang Kristen, kita dikatakan merdeka, bebas dari dosa, itu tidak lepas dari perjuangan Tuhan Yesus Kristus. Kalau kita melihat keadaan bangsa dan negara kita, banyak orang yang kemudian menjadi prihatin, sedih, takut dan kuatir tentang keberadaan bangsa Indonesia. Mau kemana arah bangsa kita? Apakah ini bukan merupakan tindakan menyia-nyiakan perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Kalau berbicara tentang tindakan menyia-nyiakan, rasa sedih, kuatir dan takut karena adanya perbuatan menyia-nyiakan perjuangan, pernahkah saudara mengalaminya? Pernahkah kita berjuang untuk orang lain dan merasa sedih dan kecewa karena merasa seolah-olah perjuangan kita disia-siakan?
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan beriman kita, kadang ada orang-orang yang menyia-nyiakan perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pendahulu kita. Itulah yang dikatakan Paulus kepada Jemaat Galatia. "Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?" (Galatia 4: 9).
Bukankah orang Kristen adalah orang yang sudah dimerdekakan? Orang yang sudah diangkat dari perbudakan, diangkat dari perhambaan. Orang Galatia dulu diperhamba oleh roh-roh jahat, oleh keinginan dagingnya, kemudian Kristus hadir untuk orang-orang Galatia, dan oleh perjuangan Kristus itu orang-orang Galatia dimerdekakan oleh Kristus. Tetapi entah kenapa mereka kembali kepada kehidupan mereka yang lama. Paulus merasa heran mengapa orang Galatia bisa berbuat seperti itu? Kemungkinannya adalah, apakah mereka lupa dengan perjuangan Yesus Kristus menebus mereka, lupa dengan perjuangan Paulus untuk mewartakan Injil bagi mereka?
Ciri orang yang belum mengenal Kristus adalah dibawah pengawasan roh jahat di dunia ini, roh yang korup, roh pementingan diri sendiri, roh percideraan, permusuhan, tidak mau mengampuni. Itulah yang mengawasi kehidupan orang yang belum dimerdekakan Kristus. Dalam konteks Daud Yusuf, Yongki Karman ataupun Sugeng Saryadi dan tulisan dalam Tajuk di Harian Kompas hari ini, bagaimana sikap bangsa ini? Kata para penulis itu bangsa ini semakin busuk karena sikap korup kita, sikap korup para pemimpin bangsa kita dan sikap korup bangsa Indonesia secara menyeluruh. Termasuk diantaranya kita, sebagai Gereja. Bukankah kesalahan bangsa kita adalah kesalahan kita juga sebagai Gereja. Dulu kita ingin merdeka dari Belanda, kita ingin menata kekayaan bangsa ini untuk bangsa Indonesia sendiri. Tatapi lihatlah sekarang ini. Minyak, siapakah yang menikmati? Sebagai negara penghasil minyak, ternyata banyak minyak yang diekspor sedangkan untuk bangsa sendiri kita harus antri karena terbatasnya bagian kita.
Jemaat Galatia pernah menyia-nyiakan kemerdekaan mereka dalam Kristus, kita sebagai bangsa telah menyia-nyiakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Akankah kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia akan turut menyia-nyiakan perjuangan kemerdekaan? Sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Kristus, kita akan memiliki sebuah karakter hidup yang menunjukkan bahwa kita sudah benar-benar dimerdekakan dalam Kristus dan sebagai Bangsa Indonesia, yaitu karakter Kristus yang telah memerdekakan kita dalam diri kita.
Selesainya ibadah, diselenggarakan acara ramah tamah di halaman GKJ Manahan, dengan hiburan oleh Keroncong Senandung Kasih Blok VII.[SePur]
Add comment