Jemaat GKJ Manahan membuka Pekan Pendidikan Kristen dalam ibadah yang diselenggarakan hari ini (5/8). Pendeta Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th, MA yang melayani dalam ibadah ini mendasarkan kotbahnya dari Injil Yohanes 6: 24-35. Di awal kotbahnya, disampaikan bahwa hidup manusia adalah proses mencari. Setiap saat, setiap waktu kita mencari. Mencari pekerjaan, mencari ilmu, mencari teman, mencari jodoh maupun mencari identitas diri dan lain-lain. Adakalanya kita mendapatkan apa yang kita cari, terkadang tidak. Kadang kita mencari ditempat yang benar, kadang tidak.
Kondisi yang sama dialami oleh orang-orang yang mencari Yesus, yang pada peristiwa sebelumnya telah memberi mereka makan. Bukan puluhan, ratusan tetapi ribuan orang. Jumlahnya sekitar lima ribu orang yang mencarinya, ada yang mencarinya dengan motivasi benar, tetapi terdapat juga diantara mereka yang tidak bermotivasi benar.
Ketika mencari Yesus, apakah tidak benar jika kita berharap mendapatkan makanan? atau rezeki jasmani itu salah? Tidak! Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan Tuhan Yesus menyatakan permintaan supaya Bapa memberikan makanan yang secukupnya. Tuhan Yesus tahu bahwa kita butuh makan dan bukanlah hal yang salah jika kita meminta makan kepadaNya.
Masalahnya, jika seseorang datang mencari Tuhan semata-mata untuk medapatkan makanan. Itu hal yang mengerdilkan kuasa Allah. Mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus bukanlah tujuan utama pelayananNya, mujizat itu menunjukkan ada hal yang lebih besar yang sedang diberikan Allah kepada manusia.
Yohanes 6: 35 “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai makanan rohani yang mengenyangkan jiwa kita, menentramkan jiwa kita, yang mencukupkan dan mengenyangkan jiwa kita.
Datang kepada Yesus berarti memfokuskan hidup kita kepada Tuhan. Percaya berarti mengandalkan Tuhan sebagai sumber kehidupan.
Bukankah setiap saat kita berpikir, berupaya, berjuang untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita? Bukankah kita berusaha supaya makanan kita berkualitas sehingga menjadikan hidup yang sehat? Maka, sudahkah kita berjuang mencari makanan rohani yang cukup, yang menyehatkan kehidupan rohani kita?
Cukupkah seminggu sekali datang ke gereja bagi hidup rohani kita? bagaimana dengan keseharian rohani kita? Orang yang hidup rohaninya sehat, maka relasinya dengan orang lain dan kehidupan sehari-harinya juga sehat.
Kaitannya dengan pembukaan Pekan Pendidikan Kristen, kita diingatkan bahwa gereja memiliki tanggung jawab untuk memberikan makanan rohani yang sehat kepada jemaat dan masyarakat. Salah satunya adalah dengan pendidikan kristen, tidak hanya mendidik mereka secara formal untuk penghidupan mereka, tetapi juga mengenyangkan kehidupan rohani mereka dengan nilai-nilai kekristenan. [SePur]
Add comment