Ibadah hari ini (20/5) di GKJ Manahan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Paskah ke VII dengan tema “Doa dan Kesaksian Kita”. Sdr. Sularto melayani dalam ibadah jam 18.00 WIB di gereja induk, dengan kotbah yang didasarkan pada bacaan leksionari diantaranya Kisah Para Rasul 1: 16-17, 21-26; Mazmur 1: 1-3; I Yohanes 5: 9-13; Injil Yohanes 17: 6-16.
Bagaimana kita menghayati doa? Sebenarnya apakah doa itu? Apakah doa telah menjadi sekedar formalitas religius kita - ketika kita mensyukuri berkat Tuhan maka kita ucapkan syukur dengan berdoa? Sering kali kita anggap doa hanyalah rutinitas, sehingga kita kehilangan makna bahwa doa adalah ketika kita membangun komunikasi dan relasi dengan Allah.
Jika kita mempelajari dan merasakan apa yang tertulis dalam Kisah Para Rasul yang menjadi bacaan kita hari ini, diceritakan seusai peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, para rasul berkumpul dengan dua pembahasan. Pertama pembahasan tentang Yudas Iskariot yang telah mengkhiati Yesus, yang telah menciderai kebersamaan mereka sebagai murid Yesus Kristus dan pembahasa kedua mereka mengenai siapakah yang akan menggantikan Yudas. Dua kandidat ada ditengah mereka, Yustus dan Matias. Sebelum memilih, para rasul berdoa kepada Tuhan, meminta Tuhan menunjukkan siapa yang akan menerima jabatan pelayanan menggantikan jabatan yang telah ditinggalkan oleh Yudas. Para rasul menanggalkan perhitungan-perhitungan dan pertimbangan-pertimbangan mereka sendiri, dan mempercayakan pergumulan pemilihan itu kepada Tuhan dalam doa. Dan setelah mereka berdoa, dinyatakan bahwa cara yang dipilih adalah dengan membuang undi dan Matias-lah yang terpilih sebagai pengganti Yudas.
Dalam kehidupan, kita sering diperhadapkan berbagai macam pilihan kehidupan. Para murid memberikan pelajaran kepada kita untuk membawa setiap aspek kehidupan kita dalam doa kepada Tuhan. Dalam Mazmur kita melihat, ada dua jalan yang ditawarkan. Pertama, jalan orang benar yang mengarah pada keselamatan dan yang kedua, jalan orang fasik yang mengarah pada kehancuran. Mana yang akan kita pilih?
Dalam kehidupan berjemaat-pun ada banyak pilihan, diantaranya dalam pemilihan model ibadah. Jika masing-masing jemaat mengandalkan pengertian diri sendiri, akan menimbulkan perpecahan diantara kita. Tetapi ketika kita membawa pergumulan ini kepada Tuhan dalam doa, Tuhan akan menunjukkan jalan bagaimana kita harus menjalani kehidupan berjemaat yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
I Yohanes 5: 9-13 menceritakan tentang anak-anak yang dikasihi oleh Allah. Hidup selaku anak-anak Tuhan adalah tanggung jawab. Kehendak Allah yang menjadi tanggung jawab kita adalah memberikan kesaksian yang benar untuk mempermuliakan Allah. Bersaksi mengenai kasih Allah yang besar pada umat manusia. Bagaimana dengan kita? Mari kita bawa kehidupan kita kepada Tuhan dengan penuh kejujuran, bahwa ternyata masih banyak kelemahan dan dosa dalam kehidupan kita.
Dalam injil Yohanes 17: 6-16 kita juga melihat bagaimana Tuhan Yesus mendoakan para murid secara spesifik. Tuhan Yesus mendoakan berbagai macam hal kebutuhan para rasul dalam menjalankan tugas kesaksian mereka ke depan, supaya mereka terus menjadi anak-anak Tuhan yang terus bersaksi apapun kondisi dan pergumulan mereka.
Tuhan memampukan kita untuk berdoa dan bersaksi. Dan kesaksian kita akan berdampak keselamatan bagi sesama kita jika kasih menjadi dasar dalam hidup kita. [SePur]
Add comment