Ibadah minggu, 18 Juli 2010. Jam 06.30 & 08.30 WIB dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th. Firman Tuhan didasarkan pada bacaan Injil Lukas 10: 38-42. Dengan ayat 39 “.. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,” sebagai dasar perenungan. Pdt. Ratih menyatakan bahwa kita semua menghayati dan mengerti bersama bahwa manusia butuh bekerja. Bekerja adalah panggilan, bahkan sejak sebelum manusia jatuh dalam dosa. Sebab, bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi juga mempermuliakan Allah.
Sekarang ini, manusia bekerja semakin keras, karena memang biaya hidup semakin tinggi. Kerja keras yang dilakukan manusia sekarang ini, tak ayal memicu kelelahan fisik dan merusak hubungan dengan orang lain. Hal yang sama terjadi pula dalam pelayanan kita di gereja. Semangat yang begitu tinggi dalam pelayanan, waktu yang banyak diberikan dalam pelayanan mengakibatkan kelelahan fisik pula dan tak jarang menimbulkan persoalan-persoalan. Akibatnya, pelayanan tidak menjadi berkat bagi orang lain.
Marta mengalami hal itu. Kedatangan Yesus – penyelamat mereka yang telah membangkitkan saudaranya, Lazarus, dari kematian – disambut oleh keluarganya. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, Marta sibuk sendiri mempersiapkan jamuan makan bagi Yesus. Tradisi yang ada pada saat itu adalah penerima tamu harus laki-laki, bukan perempuan. Perempuan bertugas menyiapkan jamuan makan bagi tamu. Tampaknya, hal inilah yang mengganggu Marta. Sebab Maria, saudaranya tidak membantunya mempersiapkan jamuan makan, tetapi malah duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan Yesus. Tugas Marta ini bukanlah tugas yang ringan, sebab yang dipersiapkannya bukan hanya jamuan makan untuk Tuhan Yesus saja melainkan juga untuk para muridNya. Akibatnya, tidak hanya kelelahan fisik yang dirasakannya, tetapi juga kekesalan. Kesal karena Maria tidak membantunya dan malahan mendengarkan Yesus.
Situasi ini memicu Marta untuk protes. Bukannya mengajak Maria untuk membantu mempersiapkan jamuan makan bagi Tuhan, malah Marta menegur Tuhan Yesus, supaya menyuruh Maria membantunya mempersiapkan jamuan makan. Akan tetapi, Yesus menjawab tidak sesuai harapannya. Yesus mengatakan “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, ..”
Maksud Yesus dengan perkataanNya, adalah yang berhak mendapatkan pengajaran bukan hanya laki-laki saja, perempuan-pun berhak mendapatkan pengajaran. Perempuan juga berhak menjalin relasi dengan Tuhan. Tuhan datang bukan untuk mengharapkan makanan dan minuman. Tuhan Yesus datang mengharapkan perjumpaan dan relasi dengan tuan rumah. Dengan Lazarus, Maria dan Marta. Akan tetapi, hanya maria, perempuan yang menyediakan waktu, telinga dan hatinya untuk mendengarkan Tuhan.
Orang bijak berkata “You are what you listen to.” Apa yang kita dengar menunjukkan siapa kita. Universitas Cambridge pernah mengadakan penelitian kecenderungan hubungan antara apa yang didengar dengan karakteristik hidup seseorang. Penelitian mempelajari hubungan antara musik yang didengarkan dengan karakter orang yang menyukai musik tersebut. Misal penyuka musik rock, memiliki karakteristik orang yang menyukai seni, akan tetapi kecenderungan emosi labil. Dan masih banyak kategori penelitian lain.
Kalau kita senang mendengar hal-hal yang baik, ya, itulah kita. Akan menjadi orang-orang yang baik. Apa yang kita dengar mempengaruhi hidup kita. Pelayanan yang didasari kesediaan mendengar firman Tuhan akan mendatangkan berkat bagi sesama dan membawa kemuliaan bagi Tuhan.
Beraktivitas itu baik, bekerja itu baik. Tetapi itu tidak cukup bila tidak didasari dengan mendengarkan firman Tuhan. Firman Tuhan adalah pondasi hidup kita. Mari awali hidup kita dengan mendengar firman Tuhan supaya hidup kita menjadi berkat untuk orang lain. (SePur)
Add comment