Ibadah minggu (17/7) di GKJ Manahan, jam 18.00 WIB dilayani oleh Sdr. Samuel Arif Prasetyono, S.Si. Kotbah didasarkan dari Matius 13: 36-43. Dalam ibadah ini, grup band Biji Sesawi memberikan persembahan pujian berjudul Sukacita Penuaian. Di awal kotbahnya, Samuel menyatakan bahwa lagu yang dinyanyikan sesuai dengan penggambaran tentang biji gandum, yang menabur dengan mencucurkan air mata pasti akan pulang dengan sorak sorai, yang menabur sambil menangis akan pulang membawa berkas-berkasnya, sebagaimana juga dinyatakan oleh pemazmur dalam Mazmur 126: 1-6 yang mengungkapkan realita dalam kehidupan anak-anak Allah. Bangsa Israel juga mengalami keadaan hidup yang membuat mereka mencucurkan air mata. Kehidupan bangsa Israel sebagai umat Allah tidak lepas dari pergumulan kehidupan. Mereka harus berjuang mempertahankan hidup ditengah ancaman bangsa-bangsa sekitar mereka yang ingin menguasai tanah mereka. Mereka harus bertahan dalam kondisi ekonomi yang minimal. Sebab mereka baru saja keluar dari pembuangan.
Dari sejarah perkembangan kekristenan, pada awal mulannya juga mengalami penolakan dan diskriminasi. Mereka bertahan ditengah-tengah pergumulan hidup, tidak hanya hidup dalam cucuran air mata tetapi juga cucuran darah. Ada yang martir, seperti halnya Stefanus yang mati dirajam. Pergumulan tidaklah berhenti pada zaman itu, sampai kaisar Nero-pun masih saja anak-anak Allah menghadapi persoalan, sampai Rasul Paulus-pun mati ditangan Nero.
Menjadi orang Kristen tidak lantas lepas dari pergumulan kehidupan. Dalam konteks kekinian, sekalipun berbeda dengan masa awal kekristenan, kita seringkali mengalami pergumulan dalam kehidupan kita. Mungkin sebagai orang tua, bergumul dalam memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Sebagai pemuda-pun, pergumulan untuk merencanakan masa depan yang lebih baik, pekerjaan yang layak, pasangan hidup. Juga remaja seringkali bergumul mencari jati diri dalam kehidupan mereka. Akan tetapi tidak selamanya apa yang diinginkan bisa diwujudkan dalam kehidupan kita.
Ditengah-tengah pergumulan kita, tidak jarang menggoyahkan iman kita untuk tetap setia pada jalan yang kita lalui. Proses perjuangan dalam perjalanan iman yang menuju ke dalam kesempurnaan digambarkan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan kita dalam Matius 13: 36-43. Bagi orang Yahudi, gandum adalah tanaman yang penting dalam kehidupan mereka. Gandum adalah makanan pokok bangsa Yahudi. Anak-anak Allah digambarkan sebagai benih gandum adalah sebagai kehidupan sehingga kehidupan disekitar anak-anak Allah akan menjadi baik. Akan tetapi dengan tumbuhnya ilalang, proses pertumbuhan gandum ini menjadi terganggu. Ilalang digambarkan sebagai sifat yang memunculkan kejahatan. Gandum dan ilalang berebut zat hara, zat yang diperlukan untuk bertumbuh dengan baik. Jika gandum tidak dapat menyerap zat hara dengan baik, maka gandum akan kalah dan menjadi tidak bertumbuh.
Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah ditengah pergumulan hidup. Kita bagai benih gandum yang tengah berproses. Dalam proses kita, ada ilalang-ilalang yang muncul yang mengganggu proses pertumbuhan kita. Pengaruh ilalang ini akan menimbulkan pengaruh hidup kita, yang mungkin menjadikan tidak bertumbuh, atau kalaupun bertumbuh tidak akan menghasilkan buah, atau menjadi tanaman gandum yang berbuah tetapi buahnya tidak berkualitas.
Bagaimana kita bisa menjadi benih yang berbuah yang berkualitas bagi Allah? Pertama, Tanaman gandum harus mengupayakan diri agar akar-akarnya menjadi kuat di dalam tanah, sehingga dapat berkembang. Jika kita mengakarkan kehidupan kita kepada satu sumber kehidupan, yaitu Allah, maka kita akan menjadi pribadi-pribadi yang tumbuh dan berkembang dengan kualitas yang baik. Kedua, memasrahkan diri pada penggarap ladang. Saat kita menyerahkan diri kita pada sang penggarap ladang, maka kita akan dibentuk menjadi tanaman yang berkualitas. Apapun proses yang harus dilalui, kita lakukan supaya menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas.
Jika kita terus berjuang untuk berakar pada Allah, berproses dalam kehidupan kita, maka kita akan seperti gandum yang tumbuh dengan buah yang berkualitas. Buah yang kita hasilkan akan dimasukkan dalam lumbung yang telah disediakan Allah bagi kita, yaitu kerajaan Allah. Selamat berproses, selamat berakar dalam Kristus sang sumber kehidupan. [SePur]
Add comment