Ibadah Minggu (10/7) GKJ Manahan jam 18.00 WIB dilayani oleh Pdt. Fritz Yohanes Dae Pany, S.Si. Kotbah didasarkan dari Yesaya 55: 10-13 dan Matius 13: 1-9, 18-23 Pengajaran Yesus Kristus tentang perumpamaan seorang penabur. Berikut ini ringkasan kotbahnya.
Pada tahun 1913, di gereja Gereformerd Belanda berkumpul pendeta-pendeta untuk mendengarkan sebuah berita. Setelah mendengar berita dari pendeta Netelen Puss mengenai hasil pelayanan misi selama 50 tahun dari Wonosobo, banyak yang menyarankan supaya pelayanan misi tersebut disudahi saja sebab setelah sekian lama pelayanan itu berlangsung, hanya menghasilkan 1 orang yang bertobat dan dibaptis. Sedangkan di lokasi lain, pada tahun yang sama di Batak, Halmahera, Kutoarjo sudah ribuan orang percaya dan dibaptis.
Pernahkah kita juga merasakan putus asa seperti jemaat di belanda waktu itu. Apakah dalam kehidupan sehari-hari kita merasakan putus ada dalam pekerjaan-pekerjaan kita? Adakah orang tua yang merasa putus asa akan anaknya yang tak kunjung berubah sikapnya menjadi baik? Dalam pelayanan, apakah kita juga merasakan keputusasaan?
Demikian pula yang dialami para murid. Pelayanan yang dilakukan para murid seolah menghantam tembok yang begitu besar. Banyak orang mengikuti Yesus tetapi hanya secara dangkal. Mereka hanya mengharapkan kesembuhan, mujizat dan berkat dari Yesus. Mereka tidaklah berubah jalan hidup mengikuti Yesus. Para pemimpin agama waktu itupun memusuhi Yesus dan berniat mencelakakan Yesus. Para murid kuatir mengenai hal ini. Merekka berharap supaya pelayanan Yesus ini segera menghasilkan buah. Namun harapan mereka jauh panggang dari pada api.
Mari kita lihat jenis-jenis manusia yang mendengarkan firman Tuhan. Ada jenis manusia yang keras, yang susah mendengarkan firman Tuhan. Jenis kedua yang dinyatakan Tuhan Yesus adalah menerima firman Tuhan tetapi setelah beberapa waktu, lupalah ia. Jenis lain manusia yang dinyatakan Tuhan Yesus, adalah manusia yangmendengarkan firman Tuhan dan bertumbuh tetapi cepat mati oleh karena besarnya himpitan hidupnya, ada hal-hal lain yang mempengaruhi jalan hidupnya, sehingga mengalahkan ketartarikannya pada firman Tuhan, sehingga meninggalkan sama sekali firman Tuhan. Ada kemungkinan kita gagal untuk memberitakan injil Allah. Tetapi janganlah sekali-sekali kita berhenti memberitakan kerajaan Allah.
Pernahkan seorang petani mengharapkan semua benih yang ditaburnya bertumbuh? Yang menjadi perhatian petani adalah sekalipun sedikit benih yang ditaburkannya bertumbuh, yang pasti akan dirasakannya adalah panen yang akan dinikmatinya. Kitapun pasti akan menuai apa yang telah kita taburkan.
Selamat berjuang, ingatlah bahwa Firman Tuhan tidaklah akan kembali dengan sia-sia sebagaimana kesaksian Yesaya 55: 11 “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” [SePur]
Add comment