Hari ini (1/7) dalam ibadah minggu di GKJ Manahan jam 16.00 WIB dilayani oleh Pendeta Fritz Yohanes Dae Panny, S.Si. Ibadah diselenggarakan menggunakan liturgi ibadah minggu I, dengan kotbah dan didasarkan dari II Samuel 1: 17-27 tentang ratapan Daud atas kematian Raja Saul dan Yonatan sahabatnya.
Di awal kotbahnya, pendeta Fritz menyampaikan sekilas kotbahnya minggu lalu, dalam kotbahnya yang lampau, telah disampaikan bahwa sebagai orang kristen kita perlu membuktikan iman kita, tidak hanya kepada sesama melainkan juga kepada Tuhan. Minggu ini kita belajar mengenai bukti iman dalam relasi. Setiap orang yang membangun relasi dengan sesama tentunya berharap hubungan relasional ini berlangsung baik dan awet. Apapun relasi yang dibangun, entah hubungan orang tua dengan anak, maupun relasi dengan orang lain tentunya harapannya adalah saling menerima, bukan pembedaan-pembedaan berdasarkan hal-hal yang menimbulkan perpecahan.
II Samuel 1: 17-27 menyatakan kesaksian hidup Daud menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, bagaimana Saul menolaknya dan mengganggapnya sebagai hewan. Dan Saul-pun berusaha membunuh Daud. Tetapi sikap Daud terhadap Saul tidak berubah, Daud tetap menghormati Saul sebagai pilihan Allah. Bahkan ketika mendengar kematian Saul dan Yonatan dalam peperangan, Daud meratapinya. Karena penghargaan dan penghormatannya kepada Saul, Daud melarang berita kematian Saul tersebut diberitakan di Gat maupun Askelon, supaya jangan mereka bersukacita. Daud sebagai orang yang mencintai Allah, yang selalu hidup benar di hadapan Allah membuktikan imannya dalam relasinya dengan Saul dan Yonatan.
Sekalipun Saul memiliki kekurangan, tetapi Daud menyebutkan kebaikan-kebaikan Saul dalam ratapannya sebagaimana dinyatakan dalam ayat 24 “Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.”
Mungkin kita mengalami hal yang sama dengan Daud, apakah kita akan melakukan hal yang sama sebagaimana Daud memberikan penghormatan yang mendalam kepada Saul? Apakah kita akan membalas jahat kepada orang yang melakukan kejahatan kepada kita? Atau akankah kita akan melakukan hal yang sama dengan Daud, memberikan kasih dan penghormatannya kepada Saul yang telah sekian lama berusaha membunuhnya.
Sebagai orang Kristen, relasi kita dengan orang lain hendaknya dibangun atas dasar relasi kita dengan Allah. Kita melihat setiap orang adalah berharga di mata Tuhan, sehingga sepantasnya kita mengasihi dan menghormati. [SePur]
Add comment