
Lamun kula kesayahen kamomotan kemengan
Kula marek, dhuh Pamarta, nyuwun ayem mring Tuwan
Kula marek, dhuh Pamarta, nyuwun ayem mring Tuwan
Nyuwun ayem dhuh Pamarta, Tuwan kang nebus mring wang.
(Kidung Pasamuwan Kristen Lami /KPKL 145:1)
Secara umum setiap orang merindukan hidupnya berjalan dengan lancar bahkan penuh dengan kebahagiaan. Sebaliknya ada kecenderungan untuk menolak berbagai penderitaan dan kesedihan, karena penderitaan dan kesedihan itu melelahkan menguras tenaga, pikiran bahkan menggelisahkan hati.
Beberapa orang tidak kuat menghadapi penderitaan, mereka terkalahkan oleh penderitaan. Hanya masalahnya, siapa diantara kita yang dapat luput – terhindar dari penderitaan. Penderitaan dapat menimpa setiap orang, meskipun bentuk dan waktunya berbeda. Kesedihan dapat menimpa siapapun juga, tua-muda, laki-laki dan perempuan, kaya-miskin, pejabat-rakyat biasa dan sebagainya.
Kesedihan seringkali datang tanpa diundang, datang dengan tiba-tiba. Kesedihan dan penderitaan juga menjadi pengalaman orang beriman. Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus bukan berarti kebal dan terbebas dari penderitaan. Hanya masalahnya bagaimana kita bisa bangkit dari penderitaan dan kesedihan, bagaimana kita mengolah penderitaan dan kesedihan menjadi vitamin jiwa yang membawa kita menjadi pribadi yang semakin dewasa.
Dari bacaan firman Tuhan, Injil Yohanes 11:1-45, kita melihat kesedihan Maria – Marta yang ditinggal saudara laki-laki mereka yang bernama Lazarus yang adalah sahabat Tuhan Yesus. Sulit bagi Maria-Marta untuk menerima kenyataan bahwa Lazarus telah meninggal dunia.
Mereka terpuruk seakan tanpa pengharapan lagi. Tuhan Yesus yang mereka harapkan datang lebih awal dan dapat memberi mujizat, ternyata datang setelah Lazarus dikubur. Mereka menganggap kehadiran Tuhan Yesus telah terlambat dan sia-sia. Namun bagi Allah selalu ada kemungkinan baru, harapan baru dan kehidupan baru. Pengalaman umatNya Israel yang bangkit dari keterpurukan dan pengalaman Lazarus yang dibangkitkan dari kematian menunjukkan kekuatan Roh Allah yang sungguh memberi kehidupan.
Kuasa Roh Allah yang membangkitkan semangat juga diberikan kepada kita ditengah pengalaman sulit atau pahit seperti pujian dari KPKL 145:1 diatas, ketika kita menghadapi penderitaan, permasalahan apapun itu, mari kita datang kepada Tuhan Yesus sang penolong Juruselamat kita, berserah dan memohon kekuatan kepadaNya. Kita yakin bahwa Dia Sang Juruselamat peduli dan senantiasa menyatakan rahmatNya kepada umatNya. Walaupun mungkin kita merasa sulit dan mustahil diatasi, tetapi dalam Dia segala sesuatu dapat terjadi dalam kekuatan Kuasa RohNya. Tuhan Beserta kita. Amin.
Bacaan I : Yehez. 37:1–14
Tanggapan: Mazmur 130
Bacaan II: Roma 8:6–11
Bacaan III : Yohanes 11:1–45
Sumber: Warta Gereja Edisi : Minggu, 10 April 2011
Add comment