
"Aku telah melihat Tuhan!" Demikianlah kata Maria Magdalena kepada murid-murid Tuhan Yesus pada hari ketiga kematian Tuhan Yesus. Wajah Maria nampak begitu ceria dan antusias, memperlihatkan kebahagiaan yang luar biasa. Padahal, beberapa saat yang lalu wajahnya sangat sayu karena sedih, perih, kecewa, tertekan, marah dan beribu perasaan yang lain yang menyakitkan terkait dengan kematian Yesus yang sangat dicintainya serta ketiadaan mayat Yesus di kubur. Ia seperti bunga yang layu dan kering.
Apabila bersama dengan para murid waktu itu, bisa jadi kita berpikir: "Mungkinkah Maria Magdalena telah menemukan mayat Tuhan Yesus yang telah mereka cari sejak pagi hari buta?" Mungkinkah penemuan mayat itu telah mengakibatkan perubahan yang besar pada diri Maria dari dukacita menjadi sukacita yang meluap? Mustahil. Nampaknya tidak mungkin terjadi perubahan yang sangat besar seperti itu. Perhatikanlah pemberitaan mengenai penemuan mayat-mayat korban bencana tsunami di Jepang atau tsunami Aceh atau gempa bumi Yogya! Setelah keluarga melihat mayat-mayat korban, mereka merasa lega, tetapi mereka masih diliputi dukacita yang mendalam.
Dengan demikian, Maria Magdalena tidak sekedar melihat mayat Tuhan Yesus. Dalam kalimat sederhana, "Aku telah melihat Tuhan!", Maria ingin menyampaikan pesan-pesan yang lain. Ia menyampaikan pesan tentang kehidupan, kemenangan, harapan dan sukacita bagi dirinya juga bagi para murid Tuhan Yesus. Mengenai kehidupan, Maria mewartakan Tuhan Yesus yang mati, pada hari yang ketiga ini telah bangkit dan hidup. Padahal, awalnya, ia mengira Yesus masih mati. Mengenai kemenangan, Maria mewartakan bahwa maut dan kerajaannya tidak dapat mengalahkan Tuhan Yesus. Maut telah dikalahkan oleh Tuhan Yesus. Yesus yang dicintainya adalah seorang pemenang yang sejati. Mengenai harapan, Maria mewartakan bahwa dengan kebangkitan, kehidupan, kemenangan Yesus, maka harapan baru terbentang luas. Hal-hal itulah antara lain yang mengubahkan dukacita Maria Magdalena menjadi sukacita yang sangat besar.
Perubahan Maria Magdalena yang hebat itu terjadi setelah perjumpaan serta komunikasinya dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Jelas bahwa perjumpaan yang tidak disertai komunikasi atau tegur sapa belum membuat Maria mengenali Tuhan Yesus. Pada awalnya, Maria mengira bahwa Tuhan Yesus adalah tukang kebun. Setelah Tuhan Yesus menyapanya dengan nama, Maria, ia pun mengerti bahwa orang itu adalah Tuhan Yesus. Tentu, cara Tuhan Yesus manyapa Maria sangat khas, berbeda dengan cara orang-orang lain menyapanya.
Sudah berapa kali kita merayakan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus? Baru kali ini, sudah beberapa kali, dan sudah sering kali. Sebagaimana kita lihat di atas, Maria Magdalena merayakan kebangkitan Tuhan Yesus dengan mengatakan, "Aku telah melihat Tuhan!"; apakah kita juga sudah mewartakan kepada yang lain dengan berkata, "Aku telah melihat Tuhan!". Artinya bahwa kita mewartakan kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati, mewartakan kemenangan Tuhan Yesus atas kuasa maut, mewartakan harapan yang terkandung dalam kebangkitan Tuhan Yesus dan mewartakan sukacita karena kebangkitan. Hal tersebut mungkin kita lakukan, jika kita berjumpa dan berkomunikasi secara mendalam dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Bacaan: Yohanes 20:1-18
Sumber: Warta Gereja Edisi : Minggu, 24 April 2011
Add comment