Dalam rangka menaikkan syukur kepada Tuhan atas penyertaanNya kepada anak-anak jemaat GKJ Manahan dalam studi yang ditempuh, Komisi Pendidikan GKJ Manahan menyelenggarakan kebaktian hari ini, Jumat (30/8) jam 17.00 WIB.
Pendeta Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th, MA melayankan pemberitaan Firman Tuhan yang diawali dengan pemutaran sebuah film singkat tentang John Steven Akhwari, seorang pelari maraton dari Tanzania. Maraton adalah lari dengan jarak yang bisa mencapai 42 kilometer. Dalam pertandingan maraton di kota Meksiko tahun 1968, John Stephen Akhwari mengalami cedera pada kilometer ke 19, dengan engsel kakinya yang lepas. Meskipun demikian, ia tidak menyerah. Dari antara 75 peserta yang mengawali pertandingan maraton, 57 diantaranya mencapai garis akhir, sedangkan sejumlah 11 orang tidak mencapai finish. Sekalipun penganugerahan juara telah selesai dilangsungkan, satu jam kemudian barulah John Stephen Akhwari sampai dan menjadi pelari terakhir yang mencapai garis finish.Ia terus berjuang berlari sampai garis akhir, menyelesaikan pertandingan yang dimulainya, sekalipun dengan demikian-pun ia tidak akan mendapatkan apa-apa.
Ketika ditanya, ia menjawab "Negaraku Tanzania mengirim aku 5000 mil tidak hanya untuk mengawali pertandingan tetapi untuk mengakhiri pertandingan." Demikianlah ia disebut 'The King Without Crown', ia sanggup mengalahkan kelemahannya, kesakitannya demi mencapai garis finish.
Dari cerita ini, apa yang bisa kita pelajari? Semangat, tidak putus asa, tidak menyerah. Tidak banyak orang yang bertahan ketika mengalami kesulitan, yang memilih menyerah jika mengetahui bahwa sudah pasti kalah. Kebanggan atlit bukan hanya medali, tetapi mengakhiri tugas dengan baik.
I Korintus 9:24-27 menyatakan bahwa hidup seperti orang yang bertanding dalam gelanggang pertandingan. Dalam pertandingan, tentunya tidak semua orang bisa ikut bertanding, hanya orang yang memenuhi syarat yang bisa mengikuti pertandingan. Tetapi dalam ayat 24 dinyatakan "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!". Hal ini menunjukkan bahwa semua orang harus turut bertanding.
Hidup itu bertanding. Sekolah itu juga bertanding. Apa yang harus dilakukan supaya kita menjadi pemenang?
Untuk menjadi pemenang, hal pertama yang harus dilakukan adalah melatih hati. Ayat 25 menyatakan "Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal." Menguasai diri menghadapi segala kondisi, baik caci-maki penonton maupun pujian dari mereka. Sebelum melatih fisik, latihlah hati.
Kedua, melakukan segala sesuatu dengan tujuan sebagaimana ayat 26 yang menyatakan "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul." Tujuan besar kita adalah memuliakan Tuhan melalui segala aspek kehidupan kita.
