Ibadah Minggu (28/7) jam 08.30 WIB di GKJ Manahan dilayani oleh Pendeta Fritz Yohanes Dae Pany, S.Si menggunakan Liturgi Minggu I . Pemberitaan Firman Tuhan didasarkan dari bacaan Injil Lukas 11 : 1-13 tentang hal berdoa. Dalam kotbahnya, pendeta Fritz menyatakan bahwa doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ini adalah versi singkat dari doa Bapa Kami yang tercantum dalam injil Matius. Seberapa sering kita berdoa dalam sehari? Dan seberapa lama tiap kali kita berdoa?
Dalam hal berdoa, jika ada orang Kristen yang sudah tidak berdoa, artinya imannya telah mati. Mengapa? Karena dalam iman kristen dinyatakan bahwa doa adalah nafas hidup orang percaya. Mungkin diantara kita ada yang beranggapan bahwa yang penting dalam hidup adalah hidup yang baik yang berkenan kepada Tuhan, sehingga agak permisif jika doa agak diabaikan. Hal ini tidak boleh terjadi.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan untuk berdoa. Demikianlah doa merupakan hal penting dalam kehidupan Kristen. Doa merupakan komunikasi kita dengan Allah, sarana bagi kita bercakap-cakap, berkeluh kesah dan menyampaikan segala pengalaman hidup baik senang maupun susah.
Bapa kita selalu memperhatikan dan menuntun kita dalam hidup kita. Ia selalu ingin menyatakan kasih dan penyertaanNya kepada kita, tetapi sering kali kita tidak bisa merasakanNya dalam hidup kita.
Pada masa Tuhan Yesus, sebutan Bapa bagi Tuhan ketika berdoa menjadi hal yang baru bagi orang Yahudi. Mereka memang selalu beribadah, berdoa dan meninggikan Tuhan, tetapi dalam hal berdoa, menyebut Tuhan sebagai Bapa adalah sebuah hal baru. Sebutan Bapa dalam berdoa akan membuat kita dekat dan nyama berkomunikasi kepada Tuhan.
Berdoa bisa membawa kita pada sikap hidup yang baik diantaranya sebagai berikut :
Pertama, sikap hidup yang menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan. Kehidupan doa akan membuat hidup kita dekat kepada Tuhan sebagai pusat kehidupan kita. Sikap hidup yang kedua adalah sikap hidup yang adil. Ketika kita berdoa Bapa Kami, sikap hidup adil dinyatakan dalam pengampunan dosa, kita yang telah diampuni dosa kita oleh Tuhan, demikianlah kita harus mengampuni siapapun yang bersalah kepada kita. Ketiga, sikap hidup yang bersahaja. Ketika berdoa Bapa Kami, doa ini mengajarkan kita memiliki hidup sederhana, tidak tamak maupun konsumtif. Keempat, sikap hidup yang mengakui kuasa Tuhan. Bahwa Tuhanlah yang memiliki Kerajaan, kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Lukas 11 : 9-10 menyatakan hubungan dalam doa, bahwa Tuhan akan memberikan Roh Kudus kepada siapapun yang meminta kepadaNya.
Roh kudus yang menjadi jaminan penyertaan Tuhan dalam hidup kita yang akan menolong untuk membangun komunikasi dengan Tuhan sehingga apapun yang kita doakan dan sikap hidup kita menjadi sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan Yesus mengajarkan dan juga menjadi pelaku doa. Ia menjadi teladan kita dalam membangun komunikasi dengan Bapa, dan mempermuliakan Bapa di Surga.
Marilah kita membangun hidup doa yang baik sebagaimana Yesus Kristus telah mengajar dan memberi teladan kepada kita.