Ibadah Perjamuan Kudus Sedunia, 3 Oktober 2010
Ibadah jam 08.30 WIB dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th dengan menggunakan liturgi khusus hari Perjamuan Kudus Sedunia.
Daftar Kotbah GKJ Manahan
Ibadah jam 08.30 WIB dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th dengan menggunakan liturgi khusus hari Perjamuan Kudus Sedunia.
Ibadah pagi dilayani oleh Sdr. Samuel Arif Prasetyono, S.Si, yang merupakan bakal calon pendeta GKJ Manahan Surakarta. Kotbah didasarkan I Timotius 2: 1-7, yang berisi nasehat Paulus untuk mendoakan para pemimpin. Melihar realita yang ada sekarang ini, sebagai bangsa yang merdeka, rakyat Indonesia hidupnya semakin hari semakin tidak memperlihatkan perkembangan positif. Yang terjadi jurtsu stagnasi pendistribusian kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Ibadah pagi jam 06.30 WIB dilayani oleh Bakal Calon Pendeta GKJ Manahan, Sdr. Adhika Tri Subowo, S.Si. Liturgi yang digunakan mengaplikasikan Liturgi Kebaktian Minggu Model C,Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dalam rangka Peringatan Hari Doa Alkitab. Kotbah didasarkan kitab Nehemia 2:11-20, mengenai pemimpin yang baik.
Ibadah jam 16.00 WIB, dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th yang mendasarkan kotbahnya dari Injil Lukas 14: 25-33. Di awal kotbahnya, Pdt. Ratih menceritakan pengalamannya melayani sebuah ibadah keluarga di blok XI, yang mana dalam kesaksian salah seorang keluarga yang menyatakan bahwa: hidup adalah berkat, dan hidup adalah pilihan.

Ibadah jam 18.00 WIB dilayani oleh Pdt. Sapta Kumara Andaru Indra Hartoko, S.Th, dari GKJ Bulu – Sukoharjo. Kotbah didasarkan dari Injil Lukas 14: 7-14 tentang perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ketika mengamati orang-orang yang berusaha memduduki tempat-tempat kehormatan. Orang-orang Yahudi sangat memperhatikan kedudukan, apalagi posisi duduk dalam perjamuan pesta. Memang kebiasaan mereka, tempat duduk diatur sedemikian rupa, sehingga status dan kedudukan sosial seseorang akan tampak dari tempat kehormatannya.
Ibadah jam 18.00 WIB dilayani oleh Bp. Kis Yudhanto, menggunakan liturgi khusus penutupan Pekan Pendidikan Kristen Surakarta. Kotbah didasarkan pada Filipi 3: 17-21. Dalam kotbahnya, Bp. Kis Yudhanto menyampaikan 3 pokok pikiran, yaitu: pertama, kondisi sekarang ini yang sama dengan kondisi kota Filipi dalam surat Paulus tersebut, kedua, teladan Paulus menyikapi kondisi tersebut dan ketiga bagaimana peran gereja dalam menghadapinya.
Ibadah dilayani oleh Pdt. Fritz Yohanes Dae Panny, S.Si, dengan kotbah yang didasarkan dari Amsal 7. 1-7. Mendidik di tengah-tengah kedangkalan hidup. Hal ini bisa berarti, ada hidup yang dalam, ada hidup yang dangkal. Itu asumsinya. Hari ini kita membuka pekan pendidikan Kristen, tetapi beberapa minggu sebelumnya, anak-anak sudah mulai bersekolah. Tiap hari kita melihat anak-anak berangkat sekolah. Hidup yang dangkal, artinya, bukan hidup yang tidak berpendidikan, tetapi orang yang berpikiran dangkal. Sepandai-pandainya orang, kalau belum menunjukkan sikap adil pada orang lain, bisalah dia dikatakan hidupnya dangkal.

Minggu, (8/8) jam 18.00 WIB, ibadah perjamuan kudus dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th. Kotbah didasarkan Kejadian 15: 1- 6. Setiap anak Allah pasti memiliki harapan pada Allah. Mempunyai iman yang kuat dan besar. Iman bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis, terkadang fluktuatif. Kadang kita melihat seseorang yang begitu beriman mengerjakan pelayanan dengan penuh semangat, tetapi pada suatu saat mengalami kelelahan rohani. Entah itu sulit berdoa ataupun sulit bergereja, hal ini menunjukkan bahwa iman itu dinamis bahkan fluktuatif kadang menanjak, kadang menukik.
Ibadah minggu pagi (1/8) jam 06.30 WIB dilayani oleh Sdr. Samuel Aris Prasetyono, bakal calon sementara pemanggilan pendata dari GKJ Kertanegara, Semarang. Kotbah mengambil dasar dari Lukas 12: 13-24, tentang kisah orang kaya yang bodoh. Dalam kotbahnya, Samuel menyatakan apakah kasih Allah itu terwujud apabila seseorang dari kemiskinan menjadi kaya, atau dari sakit menjadi sembuh? Atau salah satu hal yang spesial terjadi dalam hidupnya? Jika orang tersebut sehat atau kaya maka dikatakan orang tersebut selalu diberkati? Lalu bagaimana dengan orang yang kurang mampu atau orang cacat? Apakah Tuhan tidak memberkati mereka?