Bacaan Leksionari
(Bacaan: KPR 3: 12 – 19; Maz 4; 1 Yoh 3 : 1 – 7; Luk 24 : 36 – 48)
Barbehr, tergopoh bergegas menyeruak kelebatan hutan. Tukang cukur istana yang baru ini menyelinap mencari pokok kayu besar Ia gagal taat perintah raja yang melarangnya bercerita kepada siapa saja. Ia pilih nekad mewartakan pengetahuannya walau hanya kepada kayu dan bukan kepada siapa, Pasalnya, ketika ia bekerja ia jadi tahu kepala raja bertanduk dikanan kiri, diatas telinganya. Ia terbeban oleh pengetahuannya, tak mau ia menanggung sendiri, ia perlu bagikan segera demi kelegaan diri. Tak peduli berguna atau tidak bagi raja atau makhluk lain. Ia bisikkan yang ia tahu kepada kayu, ia teriakkan sepuas-puasnya tentang rajanya yang bertanduk.
Yohanes mati martir demi setianya mewartakan kabar baik. Kabar tentang Rajanya yang mati, tentang Juruselamatnya yang bangkit kembali, tentang Anak Domba tersembelih bertanduk tujuh dan bermata tujuh yang mulia & berkuasa (Wahyu 5:6) Dengan sukacita ia turuti perintah Rajanya menjadi saksi semuanya (Luk 24:48), karena ia hidup oleh-Nya dan hidupnya terhisap dalam nama-Nya. Demi keselamatan manusia dan demi menyukakan hati tuannya ia beritakan pengampunan & pertobatan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem (Luk 24:47)
Untuk tujuan, manfaat, dan dasar yang sangat mulia itu, kesepuluh murid Yesus yang lainpun diceritakan syahid mewartakan pengampunan dan pentingnya pertobatan, sembari rajin dan ketat jaga diri dalam hidup baru. Karena setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi (1Yoh 3:6). Berbeda dengan Barbehr yang egois, mementingkan diri, nekad mewartakan aib meski harus melanggar perintah. Tindakannya tidak mendasar. Tujuan dan manfaatnyapun tidak jelas. Barbehr bertindak demi kesia-siaan sebuah dongeng pewartaan yang mistis beraroma gosip.
Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?"
(Maz 4:7). Demikian kesaksian Daud tentang kerinduan orang banyak sejak dulu, bahkan sampai sekarang. Banyak orang butuh. Kita terhisap dalam nama-Nya, kita hidup oleh & bagi Dia. Keteladanan para saksi kebangkitan nyata untuk kita. Adakah semangat Paulus mewartakan:"Sadarlah, bertobatlah supaya dosamu dihapuskan" (KPR 3:19) ada pada kita? Atau kita lebih rajin mewartakan kesia-siaan? Atau diam seribu basa?
Tim Penyusun Renungan
---- *hand. ----
Sumber: Warta Gereja Edisi : Minggu, 26 April 2009 Nomor : 17/2009
