Ibadah minggu (18/8) di GKJ Manahan jam 18.00 WIB dilayani oleh Pendeta Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th, MA dengan menggunakan liturgi ibadah minggu ke-III. Dalam ibadah malam ini pula, diadakan peresmian nama sebuah paduan suara oleh pendeta Retno Ratih. "Adoria Voices", Demikian nama paduan suara ini dinyatakan oleh pendeta Retno Ratih. Menurut beliau, kata 'adore' berarti menyembah. Harapannya adalah anak-anak usia SMP ini mempersembahkan suara mereka melalui lagu-lagu pujian penyembahan kepada Tuhan. Dan semoga bersama paduan suara ini, jemaat turut memuliakan Tuhan melalui pujian-pujian.
Pemberitaan Firman Tuhan didasarkan dari bacaan Injil Lukas 12: 49-56. Mengawali kotbahnya, pendeta Ratih menyatakan bahwa kita semua senang bau yang sedap, dan pasti akan merasa terganggu dengan bau-bau yang tidak sedap. Bahkan sejak zaman dulu, telah dibuat oleh manusia berbagai produk pengharum. Semakin murni pengharum, terutama pengharum tubuh, jika dipakai, bau wanginya akan bertahan sepanjang hari. Dan untuk mendapatkan pengharum yang murni, tentunya bukan hal mudah, sebab membutuhkan resep yang pas dan cara pengolahan yang pas. Sesuatu yang murni membutuhkan usaha yang keras. Tidak hanya pengharum, dalam hal pengolahan logam pun dibutuhkan usaha yang keras untuk mendapatkan logam yang murni.
Demikian pula cinta, untuk menghasilkan cinta yang murni diperlukan usaha yang keras yang kadang-kadang penuh dengan kesakitan.
Seorang hamba yang mempunyai kemurnian hati, Tuhan Yesus mengungkapkan kalimat yang kesannya sangat keras. Sangat berbeda dengan Tuhan Yesus yang kita kenal sebagaimana biasanya digambarkan secara umum: lemah lembut, menerima, mengampuni dan penuh sayang.
Yesus menyatakan "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
Apa maknanya? Api seringkali menjadi simbol, salah satunya adalah simbol pemurnian. Yesus hadir untuk memurnikan. Tuhan Yesus mencari orang-orang yang murni hatinya. Orang yang murni hatinya memiliki totalitas untuk tunduk dan menyembah Dia.
Apakah proses pemurnian itu mudah? tidak! Yesus-pun mengalami hal yang sangat susah untuk menyelamatkan kita. Betapa murninya cinta Tuhan Yesus kepada kita sehingga Ia menanggung kesengsaraan demi menyelamatkan kita.
HatiNya pilu, sedih dan sakit. TetapI itu harus dijalaniNya supaya dunia melihat kasih Bapa kepada manusia
Dalam ayat 51, Tuhan Yeuss mengatakan "Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan."
Bukankah Tuhan Yesus seharusnya membawa damai? Sebagaimana pengajaran-pengajarannya mengenai banyak hal tentang kedamaian dan bukankah dia Raja Damai? Mengapa Ia mengatakan hal yang demikian?
Ayat ini tidak bisa kita pisahkan dari ayat-ayat sebelumnya agaimana Tuhan menghendaki kemurnian hidup kita, dan demi hal itu Ia telah mengorbankan diriNya demi memurnikan hidup kita. Hanya saja, dalam dunia ini selalu saja ada pertentangan. Akan selalu ada orang yang tidak suka dengan hal yang baik, hal yang benar. Di dunia ini selalu saja ada orang yang selalu melakukan kejahatan, menghalangi orang lain untuk hidup dengan baik. Sehingga, ketika kita menjalani hidup yang murni, tentu tak terhindarkan bahwa ada pertentangan dalam kehidupan kita akibat hal-hal tersebut.
Pertentangan bukanlah tujuan kedatangan Tuhan Yesus. Pertentangan itu terjadi akibat orang tidak berani, tidak siap dan tidak mau menerima yang baik dan yang benar. Dalam realita, bukanlah yang baik sering kali dimusuhi? yang jujur sering kali disingkirkan? Kuasa jahat tidak akan pernah diam dan selalu akan menentang siapapun yang berjuang untuk menjaga kemurnian hidup.
Demikianlah, melalui hal ini kita diajarkan untuk melihat tanda-tanda zaman. Orang yang murni hatinya, ia-lah yang akan melihat Allah.
Dalam suasana peringatan kemerdekaan negara Indonesia ke-68, tetaplah ada pertentangan antara yang baik dan jahat, yang benar dengan yang jahat. Sulit bagi kita untuk melihat mana yang benar maupun yang tidak bhenar sebab seringkali hal-hal yang tidak benar itu kelihatan sebagai sesuatu benar.
Kita dipanggil untuk bijaksana melihat tanda-tanda zaman supaya hidup bita berbuah bagai buah anggur yang manis. Sebab, orang yang menjaga hidupnya tetap murni, dialah yang akan melihat Bapa. Bapa akan memampukan kita menjadi anak-anakNya yang berdiri tegak dalam kebenaran dan menjaga kekudusan.